Minggu, 22 Mei 2011

Tentang BIDADARI yang diutus ALLAH untuk menjaga dan menemaniku

Fu and Hida
           Namanya Hida seorang bidadari yang diutus ALLAH untuk menjaga dan menemaniku. Badannya kecil dengan kulit yang putih. Rambutnya   tergerai indah pas sekali dengan wajahnya yang selalu menyunggingkan senyum kceriaan. Dia adalah bidadariku walaupun tak ada sayap cantik di punggungnya. Dia adalah gudang keceriaan dalam hidupku.
          Seperti biasa dia selalu mendekatiku jika melihat aku sendirian di ruang tamu. Dia membawa sekotak mainannya kemudian berbagi tawa denganku. Selalu ada saja yang akan dia lakukan untuk membuatku tertawa. Memilikinya membuatku tak membutuhkan siappun lagi. Karena dia adalah paket komplit buatku. Seorang ayah, seorang ibu, seorang kakak, seorang sahabat, seorang guru, dia selalu bisa memposisikan dirinya sebagai apa yang aku butuhkan.
          Aku paling suka jika dia membelai rambutku. Jarinya yang lembut akan bermain di ubun-ubunku dan berakhir di ujung ranbutku yang pendek. Terus seperti itu sampai aku tertidur di pangkuannya. Aku juga suka bersandar di pundaknya saat ingin bermanja-manja. Bercerita bagaimana senangnya aku karena hari ini menang main kelereng melawan para anak laki-laki. Atau mendapatkan uang banyak dari menyewakan sepeda.
     

Minggu, 15 Mei 2011

LET ME BEHIND YOU


Aku hafal sekali sosok belakang kak Antoni. Itu karena aku selalu berjalan di belakangnya. Dia  tegap, tinggi, dan punggungnya itu sangat gagah. Dia adalah putra terakhir dari tiga bersaudara, anaknya pak Iman tetanggaku. Kak Antoni ini adalah yang paling sederhana dibandingkan kedua kakaknya. Dia juga yang paling murah senyum dan yang paling rajin menyapaku sebagai tetangga dekat rumahnya.
 Setiap melihat punggungnya, mimpi konyol itu selalu saja memenuhi hati dan pikiranku. Walaupun aku tau itu pasti tidak akan pernah terjadi. Cuma satu kok harapanku setiap kali berjalan di belakang kak Antoni. Aku ingin sekali dia menggendongku di punggungnya. Hahaha…konyol banget kan? Tapi, aku benar-benar ingin. Dan aku selalu menikmati setiap langkah jika aku berjalan di belakangnya.
Pagi ini seperti biasanya, aku sengaja berlama-lama memasang sepatu. Aku menunggu kak Antoni melewati gerbang rumahku. Yang benar saja, nggak lama kemudian kak Antoni keluar dari rumahnya. Begitu dia melewati gerbang rumahku dia diam sebentar kemudian menyapaku dengan senyumannya yang khas itu.

Sabtu, 14 Mei 2011

Yuk Rame-Rame Nangkap si Ide


by Joni Lis Efendi
www.menulisdahsyat.blogspot.com


            Lagi nggak ada ide, nih?
...             Hari gini gak ada ide, ke sumur aja cuci muka, hehe…
            Padahal ide itu banyak banget loh. Kalau nggak percaya, buktikan saja sendiri. Nyatanya ide itu ada di mana-mana.
            Biasanya ide itu datang tanpa permisi dan pergi begitu saja tanpa pamitan. Memang ide itu tipekal orang yang suka-suka, susah diatur dan memang nggak bisa diatur, waduh. Tentunya kamu pernah mendapat ide waktu lagi jalan-jalan sore, nongkrong di halte, kongkow-kongkow di mal, pas lagi baca buku, waktu masak, atau sedang bertapa dalam toilet eh tiba-tiba ide melintas dalam kepala kamu.
            Ayo buruan tangkap!
            Gimana cara nangkap ide itu?
            Gampang, yang kamu butuhkan hanyalah tindakan cepat, tepat dan on time. Caranya akan dijelaskan setelah ini. So, lanjutkan dulu bacanya.
Masing-masing kita pastinya mempunyai pengalaman hidup, penghayatan religiusitas, kekayaan intelektual, pengalaman beribadah (spiritual), penderitaan, kerinduan pada kekasih, kesepian, kejengkelan pada dunia di sekitar, kepekaan sosial dan politik, pandangan kritis terhadap tradisi dan modernitas, serta apa saja yang bergejolak di dalam diri kita serta reaksi batinnya terhadap berbagai fenomena di lingkungan sekitarnya, adalah lahan-lahan subur bagi lahirnya bayi yang bernama ide. Di lahan-lahan itulah, ide biasa menggeliat atau melintas. Tinggal bagaimana kecekatan kita untuk menangkap dan mengolahnya menjadi karya yang enak dibaca.
         

TENTANG KITA : KKN BABUSSALAM part 1

-->
Masih melekat di benakku suasana pagi berkabut di desa Babussalam. Aku pikir hanya di sembalun saja kabut putih lembut itu datang. Tapi ternyata di desa pinggiran kota Gerung, kabut itu juga muncul. Pagi di babussalam memang berbeda dengan Mataram. Setidaknya di desa yang agamais itu aku bisa memanjakan paru – paruku dengan udaranya yang belum tercemar. Bisa melihat bagaimana manjanya embun yang enggan melepaskan diri dari dedaunan. Kadang jika tidak malas aku bercanda sebentar dengan daun – daun yang sudah meninggalkan induk semangnya (haha, menyapu maksudnya (^o^)). Ah, Kalau tidak salah itu adalah pagi ketiga sejak aku dan sembilan temanku memutuskan untuk menetap 1 bulan kedepan di sana karena tugas kuliah yang memang wajib kami jalankan. Awalnya aku setengah hati, namun sembilan orang itu dan pagi menakjubkan yang selalu menyapaku membuatku berubah pikiran.

Senin, 09 Mei 2011

BLOGGER TEMPLATE



semoga blog kalian menjadi semakin cantik. ^_^