Kamis, 29 September 2011

My All Is In You [About Choi Si Won (Siwon Suju)]

Choi Si Won
My All Is In You
(Wiladah El-Fairy Liandra) 

Dia tidak akan pernah tau bahwa aku mencintainya jauh sebelum dia menjadi tampan. Dia juga tidak akan pernah tau bahwa aku selalu memikirkannya jauh sebelum dia menyenandungkan lagu-lagu itu. Aku juga selalu merindukannya jauh sebelum dia pergi meninggalkanku.

“Zee, aku akan pergi.” Siwon berkata dengan mata yang berbinar. “Aku diterima di sekolah musik itu.” Dia memelukku dengan erat. Pipinya yang penuh jerawat menyentuh pipiku yang mulai memanas.

“Syukurlah.” Aku membalas pelukkannya. Menghirup aroma tubuhnya yang sangat aku sukai. Perlahan airmataku mengalir. Siwon, hal yang paling aku takutkan di dunia ini adalah jika kau pergi dari sisiku. Meninggalkan desa kelahiran kita kemudian melupakannya. Aku memeluknya lebih erat lagi sampai aku tak bisa merasakan detak jantungku sendiri.

Sore itu dia benar-benar pergi. Aku dan neneknya menemaninya menunggu bis yang akan membawanya ke kota. Siwon tidak memiliki sahabat selain aku dan tidak memiliki keluarga selain neneknya.

Setelah memeluk neneknya, dia mendekatiku.

“Apakah kau percaya jika aku yang  jelek ini akan menjadi bintang?”

Aku melihat wajahnya. Penuh jerawat dan minyak. Rambutnya berantakan serta matanya yang sipit.

“Aku percaya. Kau tidak hanya akan menjadi bintang, tapi kau akan bersinar lebih terang dari bintang.”

Dia mengelus kepalaku. “Aku membawa rekamannya.” Dia menunjukkan beberapa keping kaset padaku. “Natal nanti mungkin aku tidak akan pulang. Tapi kau akan tetap bernyanyi untukku.” Dia tersenyum kemudian meninggalkanku.

Bis dengan cat putih itu pun melaju setelah Siwon duduk di salah satu kursinya. Dia melihat kami dari kaca bis. Melambai. Tapi aku tak bisa melambaikan tanganku.

Siwon, apakah kau ingat dulu kau memiliki impian yang ingin kau wujudkan berdua saja denganku? Aku ingin sekali tau impian apa itu?kau bilang akan mengatakannya nanti setelah kita lulus junior high school. Tapi setelah lulus, kau belum juga mau mengatakannya. Sampai kau pergi meninggalkanku. Jadi, kapan kau akan memberitahuku? Atau mungkin itu hanyalah impian belaka?

***