Sabtu, 14 Mei 2011

TENTANG KITA : KKN BABUSSALAM part 1

-->
Masih melekat di benakku suasana pagi berkabut di desa Babussalam. Aku pikir hanya di sembalun saja kabut putih lembut itu datang. Tapi ternyata di desa pinggiran kota Gerung, kabut itu juga muncul. Pagi di babussalam memang berbeda dengan Mataram. Setidaknya di desa yang agamais itu aku bisa memanjakan paru – paruku dengan udaranya yang belum tercemar. Bisa melihat bagaimana manjanya embun yang enggan melepaskan diri dari dedaunan. Kadang jika tidak malas aku bercanda sebentar dengan daun – daun yang sudah meninggalkan induk semangnya (haha, menyapu maksudnya (^o^)). Ah, Kalau tidak salah itu adalah pagi ketiga sejak aku dan sembilan temanku memutuskan untuk menetap 1 bulan kedepan di sana karena tugas kuliah yang memang wajib kami jalankan. Awalnya aku setengah hati, namun sembilan orang itu dan pagi menakjubkan yang selalu menyapaku membuatku berubah pikiran.

Bukan hanya pagi, tetapi juga gang – gang yang menyatukan 11 dusun Babussalam. Jalan – jalan kecil itu sama sekali tak bisa ku hafal walaupun sudah sangat sering kulalui. Biasanya sore hari, hanya sekedar untuk menarik perhatian warga atau memberitaukan bahwa kami ada(haha… jadi mengkhayal yang lucu-lucu ne!). dan aku paling suka jika harus melewati jalan setapak diantara padi yang hampir menguning. Kadang harus berpas – pasan dengan anak – anak kecil yang ingin bermain – main di sungai irigasi sawah atau dengan orang – orang yang memiliki padi itu (he, jadi inget kalau kakiku sering terperosok ke sawah).
Ada lagi yang menggodaku: gunung sasak yang menjulang tinggi di belakang desa Babussalam. Akhirnya gunung itu bisa kami taklukan jua. Walaupun hujan dan kaki belepotan lumpur, setidaknya kami bisa merasakan ketegangan yang belum pernah kami alami (haha… jadi inget kalau Lizsa n’ joni hampir jatuh) dan sekalian bisa pamer kaki berlumpur  ke anak – anak posko tempos (he,).
Aku memejamkan mata sejenak mengingat kembali adegan – adegan itu. Rasanya baru kemarin, tapi ternyata semua itu telah terlewatkan dan tertinggal jauh dibelakang (jadi kangen..). aku yakin, pasti tidak akan terulang kembali… seandainya terulang pun, pasti takkan seindah kemarin.

0 komentar:

Posting Komentar

Janganlah menjadi JAELANGKUNG yang datang tak dijemput dan pulang tak diantar dengan tidak meninggalkan jejak anda dengan berkomentar :D