 |
Song Of Rain |
|
|
Apakah kau tau? Bahwa hujan sebenarnya bisa bernyanyi. Mereka
memainkan ribuan alat musik bersama-sama, menciptakan nada-nada yang
indah. Setiap detik, akan ada ribuan suara, nada dan melodi. Tapi tentu
saja kau tidak akan bisa mendengarnya hanya dengan berdiri sambil
melihat hujan. Kau harus menyambutnya dengan tangan terentang kemudian
merapatkan telingamu di tanah. Di sanalah kau akan mendengarnya.
Nyanyian hujan.
Dia adalah Sae, kakak perempuanku sekaligus anak tertua di dalam
keluargaku. sifat ramah dan penyayang yang dimilikinya membuatnya tidak
sudah memiliki teman. Dia selalu ceria dan memiliki banyak sekali
cerita yang menarik. aku adalah salah satu dari sekian banyak penggemar
cerita-ceritanya. Dari semua ceritanya yang paling aku suka adalah
Nyanyian Hujan.
“Kau tau Ara, hujan itu sebenarnya bisa bernyanyi.”
“Ho, benarkah?” Aku terkejut sekaligus penasaran mendengarnya.
“Hm,” dia mengangguk mantap. “Nanti akan aku tunjukkan bagaimana cara mendengar nyanyian hujan saat hujan turun. Kau mau?”
Aku mengangguk dengan semangat menggebu. Aku suka sekali hujan, tapi
aku tidak tau dia bisa bernyanyi. Yang hanya aku tau pekawinan hujan dan
mentari akan menghasilkan pelangi.
****
Hujan turun. deras. Senyum kak Sae mengembang. Sudah hampir duapuluh
menit dia berdiri di balik gorden dan melihat keluar jendela menunggu
hujan menjadi sederas itu. Dia berlari membuka pintu kemudian berhenti
di ujung teras. Dia merentangkan tangannya, memejamkan matanya kemudian
menghirup aroma hujan yang basah siang itu.
“Araaa, cepatlah keluar.”
Aku bergegas menghampirinya. Dia menarik tanganku.
“Kita sambut hujannya.”
Kami menyapa hujan. Kak Sae menyuruhku merentangkan tangan sambil
memejamkan mata kemudian mendongak menikmati tamparan-tamparan titik
hujan.
“Apa kau merasakannya Ara? Kau merasakannya?”
“Merasakan apa?”
“Hujan. Wanginya dan sentuhannya dikulitmu.”
Aku mengangguk.
“Ayo,” Dia kembali menarik tanganku. Aku melihat apa yang kak Sae
lakukan. Aku bingung melihat kak Sae tengkurap di tanah. “Ayo lakukan
sepertiku. Kau ingin mendengar nyanyian hujan kan?”
Aku mengikuti perintahnya.
“Apa kau mendengarnya?”
Aku mengangguk. Menatap kak Sae masih dengan posisi tengkurap. Kami ternyesum seakan merasa begitu bahagia.
Kak Sae, apakah kau benar-benar bisa mendengar nyanyian hujan?
Atau, apakah benar hujan itu bisa bernyanyi? Kak Sae, kau benar-benar
tau bagaimana cara mencari kebahagiaan.
****
Saat kak Sae pertama kali mengajakku mendengar nyanyian hujan,
usianya limabelas tahun dan usiaku Sembilan tahun. Saat dia berusia
enambelas tahun dia meninggal dunia. Kak Sae meninggalkanku namun tidak
membawa serta semua kenangan-kenangannya.
Dan setelah limabelas tahun berlalu, aku masih dan akan terus
percaya; ketika hujan turun, itu adalah waktu di mana dia akan pulang ke
rumah. Mengajakku mendengar nyanyian hujan.
****
*Baca sambil dengerin lagu yang jadi inspirasinya lebih kerasa loh
ceritanya. Judul lagunya Song of Rain (Full instrument, without lyric)
cari yang piano ya bukan yang string (lebih bagus soalnya).
**Terinspirasi dari soundtrack Love Rain (Song of Rain)
dan cerita masa kecilku tentang hujan.
#Dear Hida. Kapan kita main hujan lagi?
Berlari sambil merentangkan tangan,
membuat perahu dari pelepah pisang
dan membiarkannya berlayar sendir ke sungai
seperti waktu-waktu 18 tahun yang lalu.#
<3 Untuk Almarhum kakakku, Hidayatul Wiladah yang selalu menemaniku bermain hujan<3